Vaksinasi Masal – SMA Walisongo Turut Meredam Penyebaran Covid-19

Selasa, 14 September 2021Pagi ini, serentak semua Santri SMA Walisongo Karangmalang Sragen mengikuti vaksinasi masal. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini dalam rangka turut serta mencegah penyebaran virus Covid-19.

Pelaksanaan Vaksinasi Masal Santri SMP dan SMA Walisongo Karangmalang Sragen
Pelaksanaan Vaksinasi Masal Santri SMP dan SMA Walisongo Karangmalang Sragen

Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung. Mari kita kenali lebih jauh tentang vaksinasi Covid-19 sehingga kita lebih yakin tentang pentingnya melakukan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya pencegahan Covid-19

Manfaat Vaksin Covid-19

Vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi sebagai upaya pencegahan primer yang sangat handal mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Dengan prosedur vaksinasi yang benar diharapkan akan di peroleh kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi(KIPI) yang minimal.

Sebenarnya, sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa terbentuk secara alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya. Namun, infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi.

Vaksinasi Covid-19 dilakukan setelah kepastian keamanan dan keampuhannya ada, merupakan upaya untuk menurunkan kesakitan dan kematian dan mendorong terbentuknya kekebalan kelompok (herd imunity). Selain itu, vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, juga menjaga produktivitas dan mengurangi dampak sosial dan ekonomi masyarakat.

Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Saat ini, jumlah vaksin yang tersedia di Indonesia masih belum cukup untuk diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia sekaligus. Maka dari itu, ada beberapa kelompok yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin Covid-19 terlebih dahulu.Berikut ini adalah beberapa kelompok yang termasuk prioritas vaksin Covid-19:

Orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular dan menularkan Covid-19 karena tidak dapat melakukan jaga jarak secara efektif, seperti anggota TNI/Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya

Orang yang memiliki penyakit penyerta dengan risiko kematian tinggi bila terkena Covid-19

Setelah semua kelompok prioritas di atas mendapat vaksin Covid-19, vaksinasi akan dilanjutkan ke kelompok penerima vaksin Covid-19 lainnya, mulai dari penduduk di daerah yang banyak kasus Covid-19 sampai ke seluruh pelosok Indonesia.

Syarat Penerima Vaksin Covid-19

Sejak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi mengumumkan pemberian izin penggunaan darurat alias Emergency Use Authorization (EUA) bagi Vaksin Sinovac pada Januari lalu, hampir semua lapisan masyarakat menunggu-nunggu kapan sekiranya mereka bisa mendapatkan giliran untuk menerima vaksinasi. Proses pemberian Vaksin Sinovac tahap pertama sendiri telah dituntaskan selama periode Januari – Februari 2021, dengan tenaga kesehatan sebagai mayoritas sasaran penerima. Saat ini, proses vaksinasi tahap kedua juga tengah disiapkan dengan sasaran penerima adalah kelompok lansia, petugas pelayanan publik, tenaga pendidik, pedagang pasar, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat negara dan pemerintahan, petugas keamanan, petugas transportasi, pekerja sektor pariwisata, wartawan dan pekerja media, serta atlet.

Pada tanggal 11 Februari 2021, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/II/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid, dan Penyintas COVID-19 serta Sasaran Tunda. Berdasarkan surat edaran terbaru ini, Kemenkes telah menambahkan beberapa kelompok yang tadinya masih menjadi ‘kontra indikasi’ sebagai penerima vaksin, menjadi ‘diperbolehkan’ untuk menerima vaksin dengan kondisi dan persyaratan tertentu.

Kelompok pertama yang disebut di dalam surat edaran tersebut adalah kelompok lansia, yang dikatakan dapat menerima Vaksin Sinovac sebanyak dua dosis, dengan rentang pemberian 28 hari di antara kedua dosisnya. Pada vaksinasi tahap pertama kemarin, memang kelompok lansia masih menjadi ‘kontra indikasi’ penerima vaksin, dengan pertimbangan bahwa pada saat itu, uji klinis Vaksin Sinovac yang melibatkan responden lansia belum selesai dan menunjukkan hasilnya, baik dari segi keamanan maupun kemanjurannya. Namun, seiring dengan selesainya uji klinis Vaksin Sinovac di Brazil dan Turki yang mana turut melibatkan responden lansia, BPOM dan Kemenkes pun turut mengevaluasi kebijakan pemberian Vaksin Sinovac untuk lansia.

Walaupun demikian, tentunya tidak semua kelompok lansia ‘boleh’ menerima Vaksin Sinovac. Pada lansia yang memiliki komorbid yang cukup berat, di mana dikhawatirkan kemungkinan efek samping lebih besar terjadi, atau pada lansia dengan gangguan sistem imun yang mana kecil kemungkinan kekebalan dapat terbentuk, pemberian vaksin tentunya tidak dipertimbangkan untuk diberikan. Oleh karena itu, sebelum pemberian vaksin, hendaknya lansia melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu untuk menentukan kelayakan mereka untuk menerima vaksin.

Sementara untuk kelompok Komorbid, dalam hal ini Hipertensi, dapat divaksinasi kecuali jika tekanan darahnya di atas 180/110 MmHg, dan pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan sebelum meja skrining. Bagi kelompok komorbid dengan diabetes dapat divaksinasi sepanjang belum ada komplikasi akut. Bagi kelompok komorbid penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin. Selain itu penyintas COVID-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan. Begitupun ibu menyusui dapat juga diberikan vaksinasi.

Seluruh Pos Pelayanan Vaksinasi harus dilengkapi kit anafilaksis dan berada di bawah tanggungjawab Puskemas atau rumah sakit . Selanjutnya untuk kelompok sasaran tunda akan di berikan informasi agar datang kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memperoleh vaksinasi COVID-19.

Tetap Terapkan Protokol Kesehatan dan Dukungan Pelayanan Kesehatan Berkualitas

Dalam menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat diminta tidak hanya mengandalkan satu intervensi kesehatan saja. Upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan Covid-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan. Harus diingat, perlu waktu untuk tubuh kita membentuk antibodi (kekebalan) sehingga siapa pun yang sudah divaksinasi tidak boleh meninggalkan protokol kesehatan (3M), sampai pandemi dinyatakan berakhir.

Untuk itu selama belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, maka pencegahan paling efektif adalah kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh individu. Tetap pakai masker yang benar, jaga jarak hindari kerumunan, dan rajin mencuci tangan. Upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan. Langkah penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal, harus komprehensif dengan melibatkan protokol kesehatan yang ketat demi menekan lebih banyak jumlah orang yang terinfeksi.

Pada waktu bersamaan, upaya ini harus didukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sehingga mereka yang sakit semakin sedikit, dan mendongkrak angka kesembuhan. Dan hal ini akan menjadi sempurna jika vaksinasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan terinfeksi, pengembangan keparahan gejala penyakit dan peluang penularan kepada orang lain.

Dari pemaparan di atas, bisa kita lihat bahwa vaksin Covid-19 membawa banyak manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi banyak orang. Oleh sebab itu, meskipun banyak beredar isu-isu seputar vaksin yang belum jelas kebenarannya, kita tidak perlu ragu atau takut untuk menjalani vaksinasi Covid-19 (dikutip dari berbagai sumber, Ni Kadek Widiastuti,SKM,MPH,seksi Promkes)

LPJ ISWA – Siswa SMA Walisongo Berdikari dalam Kemandirian

LPJ ISWA – Siswa SMA Walisongo Berdikari dalam Kemandirian

ISWA merupakan sebuah wadah organisasi santri Pondok pesantren Walisongo Sragen. Regulasi terpadu yang dikembangkan dan digodog secara simultan oleh Pengasuh beserta jajaran Dewan Ponpes Walisongo berhasil menelurkan berbagai macam Proker (Program Kerja) di setiap tahunnya. Dari berbagai program itulah, di masa akhir kepengurusannya akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Istilah yang lebih lazim dinamakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) ISWA.

Perlu kita ketahui, bahwa masa kepengurusan ISWA adalah satu tahun. Maka, secara otomatis LPJ ISWA juga dilakukan sekali dalam satu tahun. Di tahun 2019 ini, LPJ ISWA dilaksanakanhari ini, Senin, 18 Nopember 2019 di halaman SMP SMA Walisongo Sragen. Sampai artikel ini dimuat, LPJ ISWA masih terus berlangsung.

Hakikat utama dari prosesi penyampaian LPJ adalah oleh seluruh bagian pelaksana ISWA Pondok Pesantren Walisongo Sragen adalah sebagai bentuk tanggungjawab atas jabatan yang telah mereka emban selama satu tahun. Selain daripada itu, LPJ ISWA juga menjadi salah satu parameter penting dalam mengukur kemampuan dalam mengemban amanah sebagai pengurus organisasi ISWA.

Secara hierarki, pengurus ISWA terdiri dari 15 (lima belas) bagian yang dipimpin langsung oleh Presiden dan wakilnya. Adapun struktural di bawahnya ada Sekretaris,  Bendahara, Koordinator  Wali Kamar, Koordinator Non Wali Kamar, Keamanan, Bahasa, Kebersihan, Jama’ah, Kesehatan, Sarpras, Dokumentasi, Pendidikan, dan Kemandirian. Di antara bagian-bagian tersebut, ada tiga bagian yang  masih dibagi lagi, yaitu bagian sarpras menjadi pembenahan dan keindahan, bagian pendidikan menjadi empat bagian yaitu pendidikan BM (Belajar Malam), kejami’ayahan, Alquran, dan ekstrakurikuler, serta bagian kemandirian menjadi bidang kuliner dan busana. Semuanya adalah santri SMA Walisongo Sragen.


Baca juga: Pemilu Presiden ISWA Santri dan SMA Pondok Pesantren Walisongo Sragen 2019

Mekanisme Penyusunan dan Penyampaian LPJ ISWA

Kaifiyah standar yang dilakukan dalam proses penyusunan LPJ ISWA dengan melalui pengecekan terhadap seluruh data kegiatan dan laporan yang diakumulasikan selama satu tahun. Guna mempermudah pencatatan data harian yang nantinya akan direkap selama satu tahun, para pengurus bekerja dengan penuh semangat. Seluruh pantauan yang dilakukan oleh Ketua Bagian masing-masing akan terecord dalam sebuah catatan khusus.

Untuk selanjutnya, pengakumulasian data penilaian selama setiap bulannya akan ditotal secara keseluruhan. Data inilah yang akan digunakan sebagai dasar laporan tahunan, serta akan ditunjukkan hasilnya dalam Laporan Pertanggungjawaban ISWA.

Jika diterangkan secara detil, mekanisme pelaporan tiap bidang melalui sidang pleno dengan cara memperlihatkan bukti-bukti data dan inventaris (penambahan, pengurangan maupun yang diamanahkan sebelumnya). Selanjutnya, Kabid akan membacakan hasilnya  di hadapan seluruh elemen keluarga besar Pondok Pesantren Walisongo Sragen.

Apakah semua rangkaian itu semua sudah selesai?

Belum. Acara terakhir adalah pemberian penilaian akhir yang ditentukan berdasarkan KKM yang di dalamnya meliputi kriteria daya dukung, fasilitas, prioritas, data yang valid, seberapa luas bagian tugas, dan beban tugas yang diemban.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menyaksikan secara langsung prosesi penyampaian LPJ ISWA melalui laman video streeming dengan link di bawah ini:

https://youtu.be/PdkFs0aIL_E

Setidaknya, amanah yang diemban para siswa SMA Walisongo yang begitu besar menjadi cerminan bagi para santri yang saat ini masih menjadi anggota untuk lebih semangat dalam berdikari mewujudkan Visi dan Misi Pondok dengan implementasi Visi Misi SMA Walisongo Sragen. Salam semangat (Mr. Joe).

Santri SMA Walisongo Sragen Semarakkan HSN (Hari Santri Nasional) 2018

Santri SMA Walisongo Sragen Semarakkan HSN (Hari Santri Nasional) 2018

Sragen, WalisongoNews – Pada tanggal 22 oktober 2018, di alun – alun  Sragen terdapat sebuah acara yang dibangga –banggakan para santri yaitu acara Hari Santri Nasional, disini terdapat ratusan santri  dan para penggurus NU yang berdatangan dari berbagai daerah, khususnya dari Sragen. Acara ini dimulai dengan adanya upacara yang dilaksanakan sekitar pukul 08.05 WIB.

Drumband dari MI Ma’arif Tanggan ikut memeriahkan acara tersebut. Setelah itu dilanjutkan menyanyikan lagu wajib Indonesia raya dan himne Hari Santri. Pembacaan oleh Pembina upacara yakni Kusdinar Untung Yuni Sukowati selaku Bupati Sragen. Lalu, pembacaan resolusi jihad. Setelah itu dilanjutkan pembacaan ikrar santri dilanjut dengan amanat Pembina, tidak lupa juga menyanyikan Mars Syubanul  Wathon, dan Mars hari santri. Acara yang terakhir pembacaan do’a dan penutup.

Baca juga: Pemilu ISWA Periode 2019 Pondok Pesantren Walisongo Sragen

Tidak beda jauh dengan tahun kemarin, setelah acara selesai ada penyerahan resmi  11 mobil ambulance, 1 mobil banser dan 1 sepeda motor Vario. Setelah itu ada pembagian piala bagi pemenang lomba. Piala terbanyak diraih oleh pondok pesantren Mambaut Thoyyibah Mondokan.

Acara ini selesai sekitar pukul 10.05 WIB. Para santri dan tamu undangan lainnya meninggalkan alun-alun.Tapi, setelah selesai acara petugas acara dari ponpes walisongo membersihkan alun-alun. Sekitar 50 santri dari ponpes walisongo menjadi petugas kebersihan lingkungan sebagai tanda cinta terhadap alam sekitar. Adapun juga petugas untuk hiburan atau pengisi sela waktu ada IHWA (Ikatan Hadroh Walisongo).

Pemilu ISWA Periode 2019 Pondok Pesantren Walisongo Sragen

Pemilu ISWA Periode 2019 Pondok Pesantren Walisongo Sragen

Sisi sederhana dalam implementasi demokrasi dalam keberjalalan ISWA sebagai wujud garda depan Pondok adalah melalui pemilihan Presiden ISWA. Presiden yang dimaksud di sini seperti halnya sebagai sosok Eksekutif dalam Pondok Pesantren Walisongo Sragen. Mereka akan menjalankan roda pemerintahan Pondol satu tahun ke depan (jangan samakan dengan kurun waktu jabatan Presiden di negara kita yakni 5 tahun).

Sosok presiden ISWA yang terdiri dari 4 orang yang tetbagi dalam 2 paket pemimpin, satu pasang bagi Santri Putra dan satu paket lagi untuk santri Putri. Mereka dipilih laiknya sebuah pesta demokrasi di Indonesia, yakni dipilih berdasarkan asas demokrasi, LUBER.

Pola pemilihan Presiden ISWA yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan tersentral menjadi satu (kalau dalam pemerintahan terbagi menjadi sebuah hierarki yang panjang, KPU Pusat, KPU Propinsi, KPU Kabupaten, hingga Panitia Pemilihan Kecamatan dan Desa). Mereka berupaya menjalankan sistem pemilihan yang adil tanpa ada proses interfensi dari Santri maupun Pengasuh.

Hebatnya lagi, metode yang digunakan dalam penyampaian Visi Misi yang dinamakan masa kampanye juga diatur sedemikian rupa. Para Paslon berupaya berebut suara dari para rekan sejawat, sampai pada para dewan Asatidz Asatidzah.

Krmarin, 14 Oktober 2018 menjadi tonggak sejarah baru bagi Pondok Pesantren Walisongo Sragen. Proses demokrasi pemilihan Presiden ISWA dimulai dengan gegap gempita riang para santri. Mereka berduyun-duyun menggunakan hak pilih untuk memberikan hak suaranya guna memperoleh santri idola, pemimpin mereka 1 tahun ke depan.

Bagi santri demisioner, akan mempertanggungjawabkan kepemimpinan selama satu tahun jabatan yang diemban melalui majelis kehormatan di depan Pengasuh, Dewan Asatidz, dan seluruh santri Pondok Walisongo Sragen.

Abah K.H Ma'ruf Islamuddin memberikan Hak Suara pada Pemilu ISWA Periode 2019

Abah K.H Ma’ruf Islamuddin memberikan Hak Suara pada Pemilu ISWA Periode 2019

 

Gus Mustawa Mencoblos saat Pemilu ISWA 2019

Gus Mustawa Mencoblos saat Pemilu ISWA 2019

Open chat
1
Butuh bantuan?
Assalaamu'alaikum... Ada yang bisa kami bantu?